Sabtu, 30 April 2011

AKIBAT SAMA SEBAB BERBEDA: Burung Kakaktua&Penjaga Warung









AKIBAT SAMA SEBAB BERBEDA
Seorang penjaga warung makan mempunyai seekor burung Kakaktua yang cantik, yang selalu menemaninya, menghibur para pelanggannya, dan bila sang penjaga itu tidak ada di kedainya, maka sang Kakaktua ini bisa menggantikannya.
Suatu ketika, sang penjaga warung pergi keluar untuk melaksanakan shalat, sementara sang Kakaktua mengawasi warung dari rak atas. Tiba-tiba, seekor kucing melompat menerkam seekor tikus. Kakaktua itu sangat kaget sampai-sampai ia terbang dan menabrak kendi minyak wangi.
Ketika sang penjaga warung kembali dan melihat kendi minyak wanginya telah tumpah, ia pun marah.
Lalu diambilnya tongkat dan memukulnya pada kepala burung Kakaktua berkali-kali, sehingga kepala burung yang malang itu rontok bulu-bulunya.
Sang Kakaktua, yang kini kepalanya botak itu, bertengger di atas rak pojok sambil merenungi nasibnya yang malang itu. Selama berhari-hari, dia tidak mau membuka mulut. Sang penjaga warung kini menyesali perbuatannya. Dia berusaha sekuat mungkin agar Kakaktua kesayangannya bersedia berbicara lagi. Tapi, segala upaya tak jua membuahkan hasil.
Suatu hari, ketika burung itu sedang bertengger diam di atas rak, seorang pelayan yang berkepala botak masuk ke dalam warung, segera sang Kakaktua turun dan berbicara kepada “tamu” itu, “pasti Tuan habis menumpahkan kendi minyak wangi kan??!!”

==============================      *_*     ==========================

Akibatnya boleh sama, tapi sebabnya bisa berbeda-beda.
Jadi, menyimpulkan sebab dari akibat tidaklah selalu benar.
Malas memang bisa menjadikan orang itu miskin, tapi kita tak bisa menyimpulkan bahwa ketika kita bertemu dengan orang miskin lalu kita menuduhnya malas. Malas belajar memang bisa menjadikan orang bodoh, tetapi ketika kita bertemu orang yang bodoh tak boleh menyimpulkan bahwa dia pasti malas belajar.
Ini logika yang harus kita camkan selalu............................

Melihat Mutiara dari Balik Butiran Pasir


Renungan berikut saya sarikan dari buku karangan Mustamir, diterbitkan oleh Diva Press cetakan tahun ke II, Januari 1999.
 
Saudaraku, kira-kira apa yang mendorong orang untuk mau bersusah payah belajar, mengendalikan emosi, menahan amarah, dan mengatur suasana hatinya? Mungkin mereka melakukannya demi materi, demi mendapatkan suami/ istri, dan demi-demi yang lain. Disinilah peran kecerdasan ke-3 ini, yaitu kecerdasan spiritual.
Ciri-ciri terdapatnya Kecerdasan Spiritual :
1.       Mengenal motif kita yang paling dalam.
2.       Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi.
3.       Bersikap responsif terhadap diri yang dalam.
4.       Mampu memanfaatkan dan mentrandensikan kesulitan.
5.       Sanggup berdiri, menentang, dan berbeda dengan orang banyak (tentunya berbeda
           yang positif).
6.       Enggan mengganggu atau menyakiti orang dan makhluk lain.
7.       Memperlakukan agama secara spiritual (bukan hanya hukum formal).
8.       Memperlakukan kematian secara cerdas-spiritual.
Simaklah cerita berikut (ini bukan cerita humor, tapi bila ingin tertawa, ya tertawa saja!) :
Tiga orang kuli sedang membangun sebuah masjid, kemudian mereka ditanya seseorang. “Apa yang sedang Bapak lakukan?”
“Aku sedang mengaduk pasir”, kata kuli pertama, malas.
“Kalau aku sedang membangun masjid”, kuli kedua yang juga sedang mengaduk pasir menjawab dengan bersemangat.
“Ah, kalian salah. Kita sedang membangun surga!” kata kuli ketiga lebih bersemangat.              
Nabi Agung Muhammad SAW bersabda, “Segala sesuatu tergantung niatnya”. Kuli pertama berniat mengaduk pasir, yang akan dia dapat adalah adukan pasir. Kuli kedua berniat membangun masjid, dia mendapat bangunan masjid. Yang ketiga berniat membangun surga, maka surgalah yang kelak didapatkannya.
Kecerdasan SQ adalah kemampuan tuk mengenali dan memahami motivasi-motivasi hidup yang menuntun seseorang menentukan atau memilih motivasi dalam hidupnya. Secara sederhana, SQ adalah kemampuan seseorang untuk IKHLAS. (menurut penulis buku tsb). Orang ikhlas itu tak mudah putus asa, bahkan mampu melihat MUTIARA DI BALIK PASIR YANG TAK BERNILAI.
Orang yang cerdas spiritual, akan menggantungkan dirinya kepada Dia yang Esa. Dia teguh pendirian, namun hatinya penuh belas kasih dan sayang pada sesama karna kesadarannya, bahwa dunia adalah cermin “keberadaan”-Nya. Ketika melihat dunia, ia seakan-akan SEDANG MELIHAT TUHAN. Dan ketika mengingat Tuhan, tumbuhlah kasih sayangnya pada semua makhluk ciptaan-Nya.
Kecerdasan spiritual harus kita kembangkan agar kita bahagia. Kebahagiaan dapat kita rasakan hanya jika kita menggantungkan hidup kita kepada Dia, “tempat bergantung” segala sesuatu.
Jadi, kita harus mengenal-Nya agar kita mencintai-Nya, dan setelah itu, dengan sukarela, kita menyerahkan segala urusan kepada Dia.
Syarat mengenal Tuhan ada dua :
1.       Mengenal dunia.
2.       Mengenal diri pribadi.
Mengapa begitu?
Karena kita tak kan mungkin mengenal  Tuhan SECARA LANGSUNG, karena Dialah kesempurnaan yang berada DI LUAR nalar kita.
Karena sesuai hukum alam, yakni bila ingin benar-benar mengenali sesuatu, maka PELAJARILAH KEBALIKAN DARI SESUATU ITU. Misal tuk mengenal KETINGGIAN, kita terlebih dulu harus mengenal KERENDAHAN. Untuk mengenal UTARA, maka kenalilah SELATAN. Untuk mengenal KESEMPURNAAN, maka kenalilah KETIDAKSEMPURNAAN. Bukankah kita sering tidak “ngeh” atau tidak “nyadar” terhadap terangnya siang, jika kita belum pernah tahu betapa gelapnya malam. Alangkah memprihatinkannya manusia, yang sering lupa, padahal dia sendiri belum tentu benar. Dan, ketidaksempurnaan tersebut ada pada dunia, dan kita ini, yakni manusia.

Sayuran Layu Mengantarkannya ke Surga



Sayyid Ali al Qazi adalah seorang ulama islam yg mengajar pelajaran etika di kota Najaf. 
Suatu ketika muridnya melihat Sayyid pergi ke sebuah warung. 
Kemudian Sayyid mulai memilih sayuran, tapi tidak seperti pembeli pada umumnya, 
Sayyid membeli sayuran yang layu.

Muridnya yang melihatnya tersebut lalu memutuskan untuk menemui 
Sayyid dan bertanya mengapa Sayyid memilih membeli sayuran yang layu daripada yang segar.

Sayyid menjawab bahwa ia mengetahui bahwa pemilik warung tersebut adalah seorang yang miskin. 
Dan Sayyid tidak ingin menjadikan orang tersebut malu jika ia menolong tanpa alasan. 
Dengan Sayyid membeli sayuran yang layu, 
maka ia memperoleh kesempatan untuk menolong pemilik warung yang miskin itu.

Sayyid berkata, 
"Bagi saya, tidak masalah dengan kondisi sayuran yang saya beli,
apakah itu segar atau layu. 
Terutama ketika saya tahu bahwa tidak ada seorangpun yang akan membeli 
sayuran layu dari pemilik warung itu, yang mana hal itu akan menyebabkan kerugian baginya."

Pemuda yang Sedang Menunggu Tuhannya




Seorang pemuda sedang duduk di sebuah ruangan. Dia sedang menunggu seseorang yang akan mengujinya dalam tes wawancara perekrutan karyawan baru. Kakinya digerak-gerakkan, sementara wajahnya berkerut-kerut, tandanya dia dalam kecemasan yang sangat. Sementara , di sampingnya, duduk pula seorang pemuda yang punya kepentingan yang sama.
Pemuda yang kedua mengulurkan tangannya mengajak berkenalan, “Hai, kenalkan saya Andi”. Pemuda yang pertama menjawab, Oh, iya. saya Rano”. Setelah berbasa-basi sekadarnya, pemuda yang bernama Rano itu berkata, “Maaf Andi, aku lihat dari tadi kamu tenag-tenag saja. Apakah kamu tidak cemas menunggu Pak Anton, orang yang akan menguji kita itu. Kata teman-temanku, dia sangat galak dan suka mengejek. Mereka bilang, lebih baik bertemu macan daripada bertemu dia”.
“Aku tahu”.
“Lalu, mengapa kamu tidak takut?”.
“Karena aku sedang menunggu Tuhanku yang Maha Pengasih”.
“Apa kau bilang, bukankah kau ke sini mau tes wawaancara, bukan mau sembahyang?”.
“Iya”.
“Artinya, kamu menunggu Pak Anton, kan?”.
“Tidak, aku sedang menunggu Tuhan”.
“Aku tidak mengerti”.
“”Baiklah. Memang, tampaknya aku sedang menunggu Pak Anton, tapi sebenarnya aku sedang menunggu Tuhan. Aku sedang menunggu Tuhan berkehendap apa terhadap diriku hari ini. Kalau Tuhanku berkehendak pak Anton tersenyum ramah, berkata lembut, dan menerimaku sebagai karyaawan baru, tentu aku akan sangat bersyukur. Kalau ternyata Dia menyuruh Pak Anton membentak aku, memaki, mengejekku, dan tidak menerima aku sebagai karyawan baru, ya aku harus menerima dengan ikhlas. Bukankah apa yang Dia kehendaki selalu baik bagi hamba-Nya?”
“Pantas, kau begitu tenang, Andi”.
:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D
Jadi, Tuhan senantiasa hadir. Kadang kala, Dia hadir di dalam keindahan gunung-gunung ; kadang kala, Dia hadir dalam ganasnya ombak lautan. Dia selalu hadir, tergantung kita menyadarinya atau tidak.
< Diambil dari buku “Kaya Tapi Miskin” karangan Mustamir diterbitkan oleh Diva Press cetakan tke II Januari 2009 >

Andai Orangtuaku Bukan Mereka




Tadi siang, aku menonton film Coraline yang dikasih sama temanku beberapa hari yang lalu. Film itu bercerita tentang seorang anak bernama Coraline yang tinggal di rumah baru yang berada di luar kota bersama orang tua yang super sibuk. Orang tua yang menurutnya sangat tidak ideal. Ayah ibunya seorang penulis yang sibuk, disiplin, mandiri dan terkesan cuek. Bahkan saking sibuknya, mereka pun harus berbagi tugas secara adil. Ayah yang memasak dan ibu membersihkan rumah. Menurut Coraline, itu sangat tidak lazim dan tidak menyenangkan baginya.

Ia ingin sekali memiliki orang tua yang ideal. Menurutnya, orang tua ideal adalah orang tua yang selalu menuruti dan memenuhi semua keinginannya. Ibunya harus pandai memasak, ayahnya harus lucu dan selalu menyediakan waktu untuk bermain dengannya. Coraline juga ingin bermain dan berpetualang sepuasnya tanpa larangan dari mereka. Pokoknya dia ingin selalu bersenang-senang dan hidup bebas.

Sampai akhirnya pada suatu malam dia bermimpi. Bermimpi berada di rumah yang sangat mirip dengan rumahnya dan orang tua yang mirip dengan orang tuanya. Hanya saja, mereka bermata kancing. Bahkan semua penghuni rumah dan lingkungannya bermata kancing. Mereka menyebut diri mereka, “orang tua Coraline yang lain”. Ibu Coraline yang lain sangat lembut, baik, pandai memasak makanan yang lezat dan selalu membolehkan Coraline bermain dan bersenang-senang sepuasnya. Sementara ayah Coraline yang lain, pandai bermain piano, suka melucu, selalu mengajak Coraline bersenang-senang dan memenuhi semua keinginannya. Benar-benar orang tua ideal dan berbeda jauh dari orang tua Coraline yang asli.

Awalnya Coraline sangat bahagia bersama mereka. Dia ingin tinggal di sana selamanya. Tapi, keadaan berubah sejak dia tahu bahwa ada satu syarat yang harus dipenuhi jika dia ingin tinggal di sana. Yaitu, dia harus rela mencopot kedua matanya dan diganti dengan mata kancing! Mata yang serupa dengan orang tua Coraline yang lain. Tentu saja hal itu membuat Coraline sangat terkejut. Dia tidak ingin matanya diganti dengan mata kancing, apalagi harus dijahit dengan benang kasur yang sangat besar dan tajam. Itu sangat mengerikan!

Coraline berusaha menghindar dan ingin kembali ke rumahnya yang asli. Dia ingin pergi tidur dengan harapan begitu dia bangun, dia bisa kembali ke rumahnya dan bersama orang tuanya yang asli. Tapi, ternyata dia sama sekali tidak bisa tidur dan orang tua Coraline yang lain dan menurutnya ideal itu, berubah menjadi monster yang sangat mengerikan. Dia ingin mengganti mata Coraline dengan mata kancing dan menculik orang tua Coraline yang asli serta menyembunyikan mereka di dalam sebuah bola kristal mainan milik Coraline.

Akhirnya, pertempuran pun dimulai. Coraline harus berhasil menemukan 3 pasang mata anak-anak yang diculik dan diambil jiwanya oleh orang tua Coraline yang lain. Pertempuran berlangsung sangat seru dan menegangkan. Walaupun Coraline berhasil menemukan 3 pasang mata anak-anak tersebut, tapi masih ada satu masalah lagi. Yaitu, dia harus memusnahkan kunci yang menghubungkan antara pintu rumahnya yang asli, dengan pintu rumah impiannya dimana orang tua Coraline yang lain tinggal.

Akhirnya, dia berlari menuju ke sebuah sumur tua yang berada jauh dari rumahnya dan berusaha membuang kunci tersebut ke sumur setelah bertarung dengan tangan monster ibu palsunya. Usahanya berhasil setelah dia dibantu oleh temannya yang bernama Wybern. Ketika dia kembali ke rumahnya, ternyata mainan bola kristalnya pecah dan mengotori lantai. Saat itulah, Coraline terbangun dari tidurnya. Orang tua Coraline pulang dari berbelanja dan ketika mereka melihat mainan itu pecah, ibunya langsung mengomel dan menasihati Coraline agar tidak ceroboh lagi.

Tapi, walaupun Coraline dimarahi orang tuanya, dia sangat bahagia karena akhirnya dia bisa bertemu dan tinggal bersama orang tuanya yang asli. Dia tidak lagi berpikir untuk mencari orang tua yang lain lagi. Karena dia akhirnya sadar bahwa, walaupun mereka bukanlah orang tua ideal, tapi mereka tetaplah orang tua yang terbaik untuknya. Dan orang tuanya ternyata tidak seburuk yang ia duga selama ini. Mereka tetaplah orang tua yang sangat perhatian, meski mereka punya cara tersendiri dalam mengekspresikan perhatian mereka pada Coraline. Orang tua Coraline juga tidak bermaksud untuk bersikap kaku dan cuek, bahkan mereka sayang pada Coraline. Mereka hanya ingin Coraline menjadi anak yang mandiri dan disiplin meski kurang tepat penyampaiannya. Pada akhir film, orang tua Coraline pun akhirnya belajar dan berusaha untuk menjadi orang tua yang lebih baik dan menyenangkan. Dan Coraline sangat bahagia memiliki orang tuanya yang sekarang.

Hikmah dari cerita tersebut adalah, bahwa...

Orang tua kita mungkin tidak sesempurna yang kita impikan. Mereka mungkin tidak selalu memenuhi semua keinginan kita, tidak memberi kebebasan seperti yang kita harapkan, suka memberi perintah yang tidak kita inginkan, suka melarang kita melakukan hal-hal yang kita sukai, kaku, otoriter, pokoknya ngga ideal menurut kita. Tapi, mereka tetaplah orang tua yang terbaik yang diberikan Allah untuk kita.

Setelah aku renungkan lebih dalam dan ku pahami lebih jauh. Aku paham bahwa, seandainya orang tuaku bukanlah mereka, mungkin hidupku takkan sebaik yang aku jalani hari ini.

Seandainya bapakku tidak mengolok-olok kesukaanku membaca dan mengoleksi buku, mungkin aku takkan se-delight ini terhadap buku. Seandainya orang tuaku tidak mencibir tingkah laku-ku dan melarangku ikut Rohis, mungkin aku takkan sehati-hati ini dalam bertindak sebagai seorang muslimah. Seandainya orang tuaku tidak melarangku memakai jilbab besar (padahal menurutku jilbabku tidak terlalu besar), mungkin aku takkan sekuat ini mempertahankan jilbabku. Seandainya orang tuaku tidak melarangku ikut Liqo, mungkin aku takkan pernah sekuat ini memegang komitmen untuk terus mengkaji keislaman secara utuh. Seandainya orang tuaku tidak berusaha menjauhkan aku dari HPA, mungkin aku takkan bisa sedekat ini merasakan indahnya hidup sehat sesuai syariat dan ekonomi Islam yang kaffah.

Seandainya orang tuaku tidak mencela, bahkan menjatuhkan organisasi dakwah yang aku ikuti selama ini, mungkin saja aku tidak akan punya militansi yang lebih untuk membuktikan kesetiaanku dan saudara-saudariku pada keimanannya dan komitmen-komitmen kebaikannya. Aku dan saudara-saudariku memang bukan muslim yang sempurna dan ma’shum. Tapi, diantara sekian banyaknya kelemahan dan keterbatasan kami sebagai manusia, kami akan membuktikan bahwa kami akan selalu berusaha menjadi muslim/ah yang kaffah dan istiqomah di jalan Allah.

Dan seandainya orang tuaku bukan mereka, belum tentu hidupku sebaik hari ini.

Aku mungkin akan menjadi orang yang “seadanya” dalam mengkaji keislaman, menjadi muslimah yang tidak peduli akan nilai-nilai Islam dalam keseharian, merasa “cukupan” dalam beribadah, tidak punya spirit untuk berakhlak baik, hanya “sekedar prihatin” terhadap keadaan sesama muslim, tidak memiliki kebanggaan menjadi seorang muslim, tidak punya semangat juang untuk menjadi muslimah yang lebih baik dari hari ini, yang berusaha untuk kaffah dan istiqomah, dan tidak mau take action untuk mengubah keadaan yang buruk menjadi lebih baik dengan amal jama’i.

Walaupun aku masih jauh dari sempurna dan aku tahu sangat sulit untuk meraih kesempurnaan itu, tapi aku akan tetap berusaha untuk meraihnya.

Karena akhirnya aku sadar bahwa, memiliki orang tua seperti mereka, mungkin merupakan salah satu cara Allah swt mendidik aku agar aku menjadi muslimah yang lebih tangguh dalam menjalani kehidupan. Dan sebagai hamba Allah, kita tidak boleh menyombongkan tingginya tingkat keimanan kita saat ini. Kita juga tidak boleh merasa aman dan tahan dari gangguan setan. Justru semakin tinggi tingkat keimanan kita, setan-setan yang menggoda akan semakin gencar dan kuat dalam menjerumuskan kita pada keburukan.

Tapi, tak usah khawatir. Kita khan masih punya Allah swt.

“Hanya kepada Allah-lah kita mencukupkan diri. Hanya kepada-Nya-lah kita menyerahkan segala solusi dari semua masalah kita. Karena hanya Dia-lah yang mampu menyelesaikan semua urusan-urusan kita. Maka aku yakin, jika aku bergantung sepenuhnya pada Allah, maka tak ada urusan yang sulit untuk diselesaikan. Tak ada impian, yang sulit untuk dicapai. Dan tak ada hati yang keras, yang sulit untuk dilembutkan. Semua pasti bisa diselesaikan dengan MUDAH dan CEPAT oleh Allah swt. Hasbunallah wa ni’mal wakiil... Ni’mal maulaa wa ni’man nashiir...”

Kamis, 28 April 2011

Senja


Ketika “ Senja” mulai menampakan dirinya di ufuk barat,tlah kusiapkan hatiku....

Aku ingin menyapanya sore ini dan memohon sesuatu padanya!...

Ketika Jingganya mulai menyentuh hatiku,
kubertanya padanya, tak adakah warna lain selain Jinggamu?...
Aku inginkan sesuatu yg lebih dari sekedar warna Jingga!
Bisakah kau berikan kepadaku wahai “ Senja”?...“ Senja” hanya terdiam ....
Dalam hatinya ia hanya berucap “Apakah ada warna yg lebih indah selain Jinggaku?...”

Lalu aku bertanya lagi,
tak bisakah kau hadir sepanjang hariku wahai “ Senja”?...
Belum puas rasanya aku menikmati Senjamu,
mengapa malam begitu bergegas menjemputmu?...


Senja kembali tertegun dengan pertanyaanku.
Mungkin di hatinya ia kembali berujar, “Apakah bisa kau nikmati Aku sepanjang harimu?...“

Belum sempat “ Senja” menjawab, kembali ku bertanya...
Bisakah aku menjadi “Langit” tempat peraduan Lembayungmu, meskipun hanya sesaat??.....

Senja enggan menjawab,
Ia hanya bergumam dalam hati, “Apakah bisa kau melihat seluruh isi dunia, laksana Langitku?”...

Mengapa kau hanya terdiam , wahai “ Senja”?....
Jawablah semua pertanyaaan-pertanyaanku!.

Senja hanya tersenyum sambil menatapku dengan penuh keheranan, kemudian berkata,
“Sebelum aku jawab semua pertanyaanmu, bolehkah aku bertanya ? "

“Apakah itu, wahai Senja?”...
Bisakah kau melihat warna jinggaku tanpa menggunakan kedua matamu?....
Apakah mungkin kau hidup tanpa kehadiran dan hangatnya “Sang Mentari” didunia ini ?...

Mampukah kau berjalan mengelilingi dunia bagaikan “Langit”, peraduan lembayungku?....
Aku tertegun tak bisa menjawab semua pertanyaan “ Senja”......


“ Senja” berbisik..., nikmatilah aku yang hanya sesaat ini..

Jadikanlah waktumu yang sangat singkat ini, hanya untuk menikmati keindahan Jinggaku.....
Dengan begitu, hari-harimu akan menjadi penuh warna.
Aku adalah Aku, biarkanlah Aku tetap menjadi “Senja” seperti apa adanya!!.....
Seperti ketika kau menemukanku ditemaram langit.....

Menatap Mawar Pada Laut, Engkaukah Itu?



Pagi dingin ini mawar terdiam hilang suara 
Mengapa pucat merah mawar? 
sebaris semut, kumbang dan kupu mengepak sayap tak percaya 
mawar rekah senyum pada nelangsa 
aku mencari lukisan dalam gairah air dari syurga 
tapi mengapa kau kenakan pakaian hitam-hitam itu 
sedangkan matahari telah menggantikan bulan? 
aku mencari air ,mawar tatap kedepan bentangkan jiwa 
Mahasuci pemberi air itu
Maha besar penciptanya pada setiap kehausanku

Pagi dingin ini mawar menitikkan getihnya dalam nestapa 
gugur daunnya helai demi helai bersama istighfar akan 
luka-luka ketika selaksa jarum menyobek kelopak merah darah 
layu batang mawar pada lelahnya duri yang menancap setajam kaca 
Basah zikirnya untuk terus menatap kemana pinta jiwa 
Mahakasih Dia yang tau aku dimana 
Mahacinta Dia yang menatapku dikejauhan dimana 

Dalam diamnya mawar mengumpulkan seluruh kelopak yang 
berceceran ditanah 
Angin, tolong terbangkan aku sehingga dapat 
berenang,mengapung dan bercengkarama dengan ikan-ikan 
yang bebas dimana-mana disebuah taman pinta para nelayan 
Hujan basahi aku sehingga alirmu bisa membawaku 
bermuara disebuah taman syurga para ikan-ikan 
Matahari bakar aku agar uapku jatuh kembali ketaman 
menyiarkan wewangian pada karang bertebaran 
Oh, ombak ayun aku aku dapat bersandar pada perahu 
yang ditambatkan di melautnya sejuta keinginan. 

Dalam merahnya airmata dipagi dingin ramadhan
mawar diam memohon pada tuhan akan lautan
mawar diam basahkan dirinya selalu tak lelah pada Engkau 
Ombak lautan tersenyumlah pada mawar 
angin lautan sehingga mawar terbawa dalam buaian

Cinta Dalam Kata


Bila jemari mulai menari…
Tinta yang bisu akan mulai berkata-kata...
Sekadar meluapkan rasa, melerai ragu, melukis asa...

Andai sepi goresan pena ini, kesepianlah yang sedang bersarang di jiwa...
Andai riang goresan pena ini, kerianganlah yang sedang bertakhta di hati...
Mengikuti jejak hidupku, seorang musafir di bumi Allah...
Semoga rahmatNya terus memayungi diri...

Saat asa bertutur dalam rasa maka saat itulah cinta terurai dalam kata yang terangkai...
Indah untuk dibaca dan indah untuk dimaknai...
Sesungguhnya keindahan kata dan ucapan itu kepunyaan Sang Pemilik Seluruh Kata....
Dia lah yang menjadikan keindahan dalam setiap susunan huruf....
Subhanallah...

Yaa inilah aku...
Yang damai dalam lautan kata...
Mengungkapkan bahasa jiwa...
Bertutur dengan bibir pena...
Karena aku tak pernah mau meninggalkan sepenggal cinta tanpa kata...

Kisi-Kisi Hati



PERNAHKAH suatu saat ketika kita terbangun dari lelapnya tidur, 
kemudian menggeliatkan badan, tiba-tiba kematian muncul dalam ingatan kita. 
Seolah kita baru saja menempuh perjalanan mati dalam tidur, dan sewaktu tersadar..
hidup terasa asing ?. Atau saat kita sedang sibuk bekerja, 
lalu mendadak perasaan kita tersita oleh sebuah pernyataan ” 
 Untuk tujuan apa semua ini aku lakukan.. “.
Atau pada suatu siang yang terik kita terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang menjengkelkan dengan peluh membasah dibadan, tiba-tiba terbit dari kedalaman bathin kita “
Sedang menunggu apakah aku ini dan kemana diri ini pergi..? “. 
  
Mungkin juga disuatu senja yang kelam tanpa sengaja kita membuka jendela rumah, 
lalu melongokkan pandangan pada langit yang mulai remang dan berangkat gelap, 
tiba-tiba hati kita tersentak oleh perasaan asing yang menyergap, 
“.. Benarkah dunia ini rumah sesungguhnya bagiku ?, atau sebenarnya rumah sejatiku ada di ’sana’, 
disuatu tempat yang entah berada dimana ?.
Berawal dari kegelisahan hati ini, aku mulai berbenah mencari jalan untuk sampai kepada tujuan… 
yaitu kembali kepada Allah.
Yaa.. Allah ajari kami dan bimbinglah kami menuju jalan marifat kepada-MU.

Selasa, 19 April 2011

Lembaran Hidup Wanita Solehah




Mampukah aku menjadi seperti khadijah?

Agung cintanya kepada Allah dan Rasulullah,

Hartanya diperjuangkan kejalan Fisabilillah,

Penawar hati kekasih Allah,

susah dan senang rela bersama


Dapatkah ku didik jiwa seperti Aishah?

Isteri rasulullah yang bijak,

Pendorong kesusahan dan penderitaan,

Tiada sukar unutk dilaksanakan


Mengalir air mataku

Melihat pengorbanan puteri solehah Siti Fatimah,

Akur dalam setiap perintah,

Taat dengan abuyanya yang sentiasa berjuang,

Tiada memiliki harta dunia,

Layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga..


Ketika aku marah,

Inginku intip serpihan sabar,

Dari catatan hidup Sarah..


Tabah jiwaku

Setabah Umi Nabi Ismail,

Mengendong bayinya yang masih merah,

Mencari air penghilang dahaga,

Diterik padang pasir merak,

Ditinggalkan suami akur tanpa bantah,

Pengharapannya hanya pada Allah,

Itulah wanita yang bernama Siti Hajar..


Mampukah aku menjadi wanita solehah?

Mati dalam keunggulan iman,

Bersinar indah harum tersebar

Bagai wanginya pusara Masyitah..



AKU INGIN MENJADI WANITA SOLEHAH...!!!

Minggu, 17 April 2011

Cintamu Sebatas Fitrahmu



mam Asy-Syafi’i berkata, “Siapa yang hafal syair, akan lembut perangainya. 

” Atsar itu pernah disampaikan seorang dosen beberapa tahun

lalu. Entah, mungkin itulah yang membuat saya akhir-akhir ini semangat baca syair, sajak dan puisi .

Memang ada kenikmatan tersendiri membaca beberapa karya sastra itu. Hati sering terasa terbawa oleh perasaan yang diungkapkan penyair atau penyajak dalam tulisannya. Kalau ia mengungkapkan kegembiraannya, hati pun seolah-olah ikut gembira. Bila ia mengungkapkan kesedihannya,
hati pun seakan-akan ikut merasakan kesedihannya.

Namun, ketika sedang asyik-asyiknya menyelam dan menikmati beberapa karya sastra itu, 
tiba-tiba ada yang terkalang di mata dan terganjal di hati. 
Ada beberapa keganjilan dalam beberapa tulisan (terutama, syair, puisi dan sajak yang bertema percintaan) yang bisa menghilangkan atau mengurangi keindahan karya-karya sastra itu. 
Keganjilan itu mungkin sudah dianggap “biasa” bagi orang zaman sekarang, 
tapi belum tentu “biasa” bagi syariat.

Aku hidup untuk merindukanmu..

Semua yang ku lakukan hanya untukmu…

Karena kau segala-galanya bagiku..

Pada dua persimpangan laluan jalan hidup ku ini, aku cuma ada dua pilihan, 
hidup untuk terus mencintaimu atau mati !

Siang hingga malam tak terasa. Di fikirku hanya satu. Di anganku hanya satu. Dirinya..

Setiap detik detik waktuku selalu mengingat dirimu…entah mengapa…..

Tuhan telah mati, sejak aku mencintaimu!

Ada lagi perkataan-perkataan semisal yang saya dapatkan di internet. Intinya semua itu menggambarkan tentang gelora cinta yang (mungkin) dirasakan si penulis kepada orang yang ia cintai.

Rasa tertarik dan cinta terhadap makhluk (di antaranya lawan jenis) memang termasuk fitrah yang Allah tanamkan pada hati setiap anak Adam dan Hawa. Kadang ia datang tanpa diundang dan kadang tidak ditemui dengan dicari-cari. Walaupun lisan dan perbuatan mendustakan, jika cinta

telah menyapa, hati tidak bisa ditipu. Sedikit-banyak, datang dan perginya cinta pasti memberikan warna dalam kehidupan orang yang merasakannya.

Kalau memang cinta kepada makhluk itu sesuatu yang fitri, anugerah dari Allah, maka sudah seharusnya seorang hamba menempatkan sesuatu yang

fitri ini sesuai proporsinya, tidak berlebihan dan tidak pula mengurangi sehingga keluar dari batas fitrahnya itu sendiri.

Ketika seseorang menyadari bahwa eksistensi kehidupannya di dunia adalah milik Allah dan hanya untuk beribadah kepada-Nya, maka otomatis ia pun (seharusnya) menyadari bahwa cintanya pun semata-mata untuk-Nya. Adapun cinta kepada selain-Nya, ia tempatkan di bawah cinta kepada-Nya dan dalam kerangka cinta kepada-Nya. Maka, kecintaan kepada-Nya lah yang

seharusnya diprioritaskan dan direalisasikan dengan perkataan dan perbuatan.

Demikian seharusnya. Namun, apa jadinya jika lisan ini menyatakan bahwa “si dia” lah yang menjadi “segala-galanya” bagi kita?

Dan apa jadinya jika hidup kita yang Allah firmankan untuk beribadah kepada-Nya digantikan “hidup untuk merindukan” “si dia” dan “Semua yang ku lakukan hanya untuk” “si dia”?

Bagaimana pula “Hidup untuk terus mencintaimu atau mati ! yang semestinya dipersembahkan kepada Dzat yang telah menciptakan dan mengaruniakan berbagai kenikmatan kepada kita, namun ternyata ditujukan kepada seorang makhluk yang tak memiliki andil dalam penciptaan dan penjagaan hidup kita sama sekali?!

Dan jika “Di fikirku hanya satu. Di anganku hanya satu. Dirinya” dan “Setiap detik-detik waktuku selalu mengingat dirinya”, lantas dimana Allah di hati ini? Di mana Allah dalam kesehari-harian kita? Apakah karena “Tuhan telah mati” sehingga tak ada di benak ini kecuali sosok “si dia” dan bayangannya?!

Suatu hari ada seseorang yang berkata kepada Rasulullah, “Maa syaa Allah WA syi’ta (atas kehendak Allah DAN kehendakmu) “ beliau langsung menegur, “Apakah kamu ingin menjadikan aku sebagai tandingan Allah? seharusnya katakanlah, ‘Atas kehendak Allah semata!” (HR. An-Nasai: 2117)

Kalau menyandingkan kehendak Allah dengan kehendak Nabi dalam lafazh (yaitu dengan kata penghubung “dan”) saja, dianggap sebagai membuat tandingan untuk Allah, yang tentunya itu merupakan kemungkaran besar, lantas bagaimana jika menjadikan “hidup, kerinduan, mati, waktu, detik demi detik” hanya untuk “si dia”?! Allah memang tidak disandingkan, akan tetapi dinafikan sama sekali!

Kecintaan yang berlebihan terhadap seseorang memang berbahaya dan membawa malapetaka. Ibnul Qayyim dalam beberapa kitabnya menjelaskan bahwa panah asmara itu seperti khamr. Sebab bisa membuat jiwa mabuk kepayang, sehingga menghalanginya dari dzikir kepada Allah. Tatkala bunga asmara tumbuh pada hati seseorang lalu mekar, merekah di dalamnya,

akan muncul sedikit pengagungan dan kepasrahan terhadap kekasihnya.

Jika kondisi ini dibiarkan terus bersemi sehingga segenap rasa itu kian meronai benak, menambat hati dan menawan jiwanya, akan sampai pada suatu titik kulminasi dimana hatinya menjadi penuh dengan luapan pengagungan, ketundukan dan kepasrahan terhadap kekasihnya. Tidak ada di

hatinya ketika itu, di manapun dan kapanpun ia berada, kecuali hanya sosok kekasihnya. Tidak tersisa di dalamnya sedikitpun ruang untuk mencintai selain kekasihnya, tidak seorang makhluk pun dan tidak pula Rabbnya

Maka, ketika itulah ia menjadi hamba kekasihnya. Ketika itulah kekasihnya menjadi ilahnya. Ketika itulah Allah “hilang” dari hidupnya. Kutukan di bumi dan di langit mengurungnya. Kehinaan menantinya. Ia menyekutukan Rabbnya. Ia membuat tandingan untuk-Nya. Ia berbuat kriminal besar terhadap Rabbnya. Ia tersungkur dalam kebinasaan terbesar

di antara berbagai kebinasaan yang ada. Laa ilaaha illallah..

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka

mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. “ (Al-Baqarah: 165)

Ibnul Qayyim dalam Jawabulkaafi menceritakan tentang seseorang yang menjadi korban asmara. Ia seorang pria yang sangat mencintai seorang wanita. Akan tetapi sayangnya, sosok yang ia cintai itu ternyata tak membalas cintanya. Ia pun benar-benar merasa terpukul dengan sebab itu, sehingga menyebabkan kondisi tubuhnya melemah dan jatuh sakit, bahkan mengantarkannya menuju sakaratulmaut.

Di saat tanda-tanda kematian tampak begitu nyata di wajahnya, dan orang-orang yang ada di sampingnya tegang memandangnya, apa yang ia ucapkan? Ia ternyata menyanjung-nyanjung kekasihnya dan mengungkapkan kerinduan untuk bertemu dengannya, ia berkata,
“Keridhaanmu (wahai kekasih) lebih diharapkan oleh hatiku ketimbang rahmat Allah 
Yang Maha Pencipta dan Maha Mulia! “ 
setelah itu ia menghembuskan nafasnya yang terakhir! Naudzubillah min suil khatimah..

Sebelum kita tutup tulisan ini ada baiknya kita renungi perkataan Ibnul Qayyim berikut ini. 
Beliau berkata, “Siapa yang mencintai sesuatu selain Allah dan tidaklah kecintaannya tersebut karena Allah, 
dan bukan pula karena bisa menolongnya untuk taat kepada Allah, 
melainkan ia akan disiksa dengan cinta tersebut di dunia,
sebelum pertemuan (dengan-Nya diakhirat).”

Harapan itu Masih ada




Ada 4 lilin yg sedang menyala,namun sedikit demi sedikit meleleh.. Dlm kesunyian terdengar percakapan mereka :                   

Lilin I : " Aku adlh Damai, tp manusia tdk mengajakku lg, aku sdh tak berguna, lbh baik aku matikan saja diriku"..

Lalu sang lilin "mematikan dirinya".                    Lilin II : "Aku adlh Iman, aku jg tdk berguna lg bagi manusia, mrk tdk pernah mengajakku lagi, lbh baik aku tidak menyala saja!

Lalu "tiupan angin" mematikan lilin yg II.                     

Lilin III: "Aku adlh Cinta, tp aku jg tak berguna bagi manusia, krn mrk slalu saling membenci, bahkan membenci org yg dicintainya atau yg mencintainya; jd lbh baik aku matikan saja diriku.."

Maka lilin III pun mati.  Tiba2 seorang anak kecil masuk kedlm ruangan itu. Karena "menghadapi kegelapan" anak itu berteriak..kenapa kalian mati? aku takut kegelapan..,katanya sambil menangis tersedu-sedu. 

           

Lalu lilin IV berkata :

"Anak kecil.. jangan menangis :), selama msh ada aku! Mari..qt

nyalakan ke3 lilin itu!!".

Lalu sang anak mengambil lilin IV.. Dgn lilin itu dinyalakannya ke-3 lilin yg sdh mati, shg ruangan mjd terang kembli, lbh terang dari sebelumnya.

Ternyata lilin IV itu adlh

H A R A P A N :).. Selama harapan masih ada dlm diri qt, ke-3 lilin dlm diri qt yg hampir padam , bahkan yg sdh padam, dpt qt nyalakan lgi.:).

Never give up!! Selalu percaya Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk kita!!
Semoga bermanfaat buat rekan-rekan ...

Memaknai Cinta





Apa itu cinta, 

dan bagaimana definisnya dan apa keinginan cinta itu sendiri, ternyata manusia selalu menerjemahkan sesuai dengan selera dan sudut pandang diri mereka sendiri, tidak pernah melihat cinta dari sudut pandang orang lain, ini lah yang menjadikannya bias dan kehilangan

makna bahkan ruh cinta itu sendiri.

Kaum komunis memandang cinta adalah hilangnya kelas sosial dalam masyarakat, dimana tidak ada orang kaya dan miskin. semua bekerja untuk kepentingan bersama, begitu kira-kira manifesto cinta yang mereka impikan. Kaum kapitalis memandang cinta adalah terpenuhinya hak-hak individu tanpa melihat hak individu yang lain tertindas dan sengsara. Kaum sekuleris memandang cinta adalah penguasa tidak boleh mencampuri urusan Tuhan di muka bumi dan Tuhan harus pergi dari lingkungan kekuasaan. Dan para liberalis menerjemahkan cinta dengan menyerahkan benar dan salah dalam timbangan mata manusia tanpa intervensi kebenaran dan kegelapan di dalamnya.

Itulah sudut pandang cinta dari berbagai ideologi, bila di pelajari mereka sebenarnya kehilangan citarasa dalam memandang cinta, cinta tidak

didudukkan ditempat yang semestinya tanpa intervensi akal dan perasaaan

manusia yang penuh nafsu dan kepentingan dalam memaknai cinta.

Tapi cinta yang paling unik adalah seperti cinta yang di gambarkan seorang penya’ir yang namanya harum di timur dan di barat,cinta yang harus bersanding antara air kehidupan dan pedang, dimana dua hal yang berlainan adalah satu, semua karena cinta, mari kita selami kata perkata

agar kita lebih merasakan cinta yang mengabadi.

Titik yang berkilau yang disebut diri

Selalu memendarkan percikan kehidupan didalam tubuh kita.

Melalui cinta ia semakin bertahan,

Semakin hidup semakin kukuh, dan semakin berkilau.

Melalui cinta esensinya berkobar

Dan perbendaharaan tresembunyinya berkembang

Diri membutuhkan api dari cinta

Dan belajar bagaimana mencahayai cahaya dengan api.

Adalah cinta yang membawa kedamaian dan

begitupun dengan konflik di dunia ini

Cinta adalah air kehidupan dan

juga adalah pedang tajam

Belajar seni menjadi pencinta dan berhasrat mencinta.

Berjuang mencapai mata Nuh dan

Mengidamkan hati Ya’qub.

Menyingkap alkimia di tangan berlumpur

Dan mencium gerbang kemuliaan.

Rabu, 13 April 2011

Aku diantara mereka



Ketika mereka berbicara tentang cinta,

Aku hanya bisa diam membisu
Ketika mereka bicara tentang kesempurnaan,

aku hanya bisa memejamkan mata
Ketika mereka bicara tentang dosa,

Aku hanya bisa tertunduk malu
Ketika mereka tertawa terbahak- bahak,

Aku hanya bisa menyunggingkan senyum
Ketika mereka ramai membicarakan hari esok,

Aku hanya bisa memalingkan wajah


…………………………………………


Ketika mereka berhenti mengoceh tentang omong kosong,

Ketika mereka berhenti berpikir diluar logika,

Ketika mereka diam termangu,
Aku langsung berdiri

lalu beranjak pergi

tanpa permisi.




Minggu, 10 April 2011

Do’a Kumail

•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ  
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu

Dan dengan Kekuatan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu

Dan merunduk segala sesuatu

Dan merendah segala sesuatu

Dan dengan keagungan-Mu yang megalahkan segala sesuatu

Dan dengan kemuliaan-Mu yang tak tertahankan oleh segala sesuatu

Dan dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu

Dan dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu

Dan dengan wajah-Mu yang kekal setelah fana segala sesuatu

Dan dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesuatu

Dan dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu

Dan dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu

Wahai Nur, Wahai Yang Maha Suci

Wahai Yang Awal dari segala yang awal dan Wahai Yang Akhir dari segala yang akhir

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku penyebab hukum karma

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merusak nikmat

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merintangi doa

Ya Allah, ampinilah dosa-dosaku yang menurunkan bencana

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang memutuskan tali harapan

Ya Allah, ampunilah segala dosa yang telah kulakukan

Dan segala kesalahan yang telah kukerjakan

Ya allah, aku datang menghampiri-Mu dengan berdzikir (kepada)-Mu

Kumohon pertolongan pada diri-Mu

Aku bermohon kepada-Mu dengan kemurahan-Mu agar Kau dekatkan daku ke haribaan-Mu

Sempatkan daku untuk bersyukur kepada-Mu

Bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu

Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan penuh kerendahan, hina dan kekhusyuan

Agar Engkau maafkan dan sayangi daku

Dan jadikan daku rela dan puas akan pemberianmu

Dan dalam segala keadaan tunduk dan patuh (kepada-Mu)

Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu laksana permohonan orang-orang yang terdesak oleh kesulitannya

Yang menghampiri-Mu ketika terpojok urusannya

Yang besar dambaannya untuk meraih apa yang ada disisi-Mu

Ya Allah, Maha Besar kekuasaan-Mu

Maha Tinggi kedudukan-Mu

Selalu tersembunyi rencana-Mu

Selalu tampak kuasa-Mu

Selalu tegak kekuatan-Mu

Selalu berlaku kodrat-Mu

Tak mungkin lari dari kekuasaan-Mu

Ya Allah, tiada kudapat pengampun bagi dosa-doasku

Tiada penutup bagi kejelekan-kejelekanku

Dan tiada yang dapat menggantikan amalku yang jelek dengan kebaikan melainkan Engkau

Tiada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau dengan segala puji-Mu

Telah aku aniaya diriku

Dan telah berani aku melanggar, karena kebodohanku

Tetapi kusandarkan diri pada ingatan dan karunia-Mu yang berkekalan atasku

Ya Allah, pelindungku

Betapa banyak kejelekanku yang Kau tutupi

Betapa banyak malapetaka yang telah kau hindarkan

Betapa banyak rintangan yang telah Ku singkirkan

Betapa banyak bencana yang telah Kau gagalkan

Betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kau sebarkan

Ya Allah, besar sudah bencanaku

Berlebihan sudah kejelekan keadaanku

Sedikit sekali amal-amalku

Berat benar belenggu (kemalasan)ku

Angan-angan panjang telah menahan manfaat dariku

Dunia telah memperdayaku dengan tipuannya

Dan jiwaku (telah terpedaya) oleh penghianatan serta kelalaian

Wahai Junjunganku, kumohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu janganlah Kau halangi doaku pada-Mu

(oleh karena) kejelkan amal dan perangaiku

jangan Kau ungkap dengan pantauan-Mu rahasiaku yang tersembunyi

jangan Kau segerakan siksa atas perbuatanku dalam kesendirianku

dari jeleknya perbuatanku dan kejahatanku

dan berkekalannya aku dalam dosa dan kebodohanku

dan banyaknya nafsu dan kelalaianku

Ya Allah, dengan kemuliaan-Mu, sayangilah aku dalam segala suasana

Dan kasihi aku dalam segala perkara

Illahi, Rabbi, siapa lagi bagiku selain Engaku yang kumohon

Agar melepaskan deritaku dan memperhatikan urusanku

Illahi, Pelindungku, akankah Kau tetapkan hukuman padaku kala kuikuti hawa nafsuku

Dan ketidakwaspadaanku terhadap tipuan musuhku

Hingga kuterbujuk olhe(selera) nafsuku

Dan terlena dalam buaian birahiku

Lalu kulanggar sebagain peraturan-peraturan yang kau tetapkan bagiku

Dan kulanggar sebagian perintah-perintah-Mu

Cukup sudah bagi-Mu dalih (dalam menjatuhkan hukuman) padaku atas semua kelakuanku itu

Dan tiada alasan bagiku (menolak) hukuman yang akan Kau jatuhkan padaku atas semua ulahku itu

(demikian pula) atas hukum dan bencana yang harus menimpaku

kini aku datang menghadap kepada-Mu, ya Illahi

setelah semua kecerobohan dan pelanggaranku atas diriku

memohon maaf, mengungkapkan penyesalan dengan hati luluh

merasa jera, mengharap ampunan menginsafi kesalahan

mengakui kelalaian, menyadari kecerobohan menginsafi kesalahan

tiada kutemui tempat melarikan diri, dari (dosa-dosa) yang telah kulakukan

dan tiada tempat berlindung agar kuterlepas dari segala noda dan beban

melainkan Kau kabulkan permohonan ampunanku

dan memasukkan daku ke dalam lautan kasih-Mu

Ya Allah, terimalah alasan (pengakuan)ku ini

Dan kasihanilah beratnya kepedihanku

Dan bebaskanlah daku dari kekuatan belengguku

Ya Rabbi, kasihanilah kelemahan tubuhku 3X

Kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku

Wahai Yang mula-mula menciptakanku, menyebut dan mendidikku

Memperlakukanku dengan baik dan memberiku kehidupan

Berikanlah aku karunia-Mu karena Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan-Mu kepadaku

Ya Illahi, Tuhanku, Pemeliharaku

Apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu setelah aku mengesakan-Mu

Setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu

Setelah lidahku bergeatr menyebut-Mu

Setelah jiwaku terikat dengan cinta-Mu

Setelah segala ketulusan pengakuanku dan permohonanku seraya tunduk bersimpuh pada kekuasaan-Mu?

Tidak, Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang Engkau ayomi

Atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan

Atau menyisihkan orang yang Kau naungi

Atau menjatuhkan pada bencana orang yang Engkau cukupi dan sayangi

Aduhai diriku, ya Tuhanku, Illahi, Pelindungku

Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesaran-Mu?

Dan lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan keesaan-Mu

Dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu?

Kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui ketuhanan-Mu?

Hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau sehingga bergetar ketakutan?

Tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdi-Mu?

Dan dengan merendah memohon ampunan-Mu?

Tidak sedemikian itu dugaan (kami) pada-Mu

Dan juga tidak demikian kami diberitahukan tentang kemuliaan-Mu

Wahai Pemberi Karunia, Wahai Pemelihara 3X

Engkau mengetahui kelemahanku dalam menanggung beban dunia serta (derita) akibatnya

Serta kesusahan-kesusahan yang menimpa penghuninya

Padahal semua bencana dan kesusahan itu singkat masanya

Sebentar lalunya, pendek usianya

Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat

Dan siksaan-siksaan yang dahsyat di sana … ?

Bencana yang panjang masanya

Dan kekal posisinya

Serta tidak diringankan bagi penghuninya

Sebab semuanya tidak terjadi kecuali karena murka, balasan dan amarah-Mu

Inilah yang bumi dan langit pun tak sanggup memikulnya

Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku (menanggungnya)

Padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah, hina, malang, dan papa

Ya Illahi, Rabbi, Tuhanku, Pelindungku

Urusan apa lagi kiranya yang aku adukan kepada-Mu

Mestikah aku menangis, menjerit

Apakah karena pedihnya azab dan beratnya siksa … ?

Ataukah karena lamanya derita dan langgengnya bencana … ?

Sekiranya Engkau siksa aku beserta musuh-musuh-Mu

Dan Kau himpunkan aku bersama penghuni siksa-Mu

Dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan kecintaan-Mu

Oh seandainyaku, Ya Illahi, Tuhanku, Pelindungku, Pemeliharaku

(anggaplah) aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu

mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu?

Dan (anggaplah) aku dapat bersabar menahan panas api-Mu

Mana mungkin aku dapat bersabar melihat pada kemuliaan-Mu?

Mana mungkin aku tinggal di neraka padahal harapanku hanyalah maaf-Mu?

Demi kemuliaan-Mu, wahai tuanku, pelindungku

Aku bersumpah dengan tulus

Sekiranya Engkau biarkan aku berbicara (di sana)

Di tengah penghuninya aku akan menangis, seperti tangisan mereka yang menyimpan harapan

Aku akan menjerit, jeritan mereka yang memohon pertolongan

Akuakan merintih, rintihan orangyang kehilangan (harapan)

Sungguh aku akan menyeru-Mu dimanakah Engkau, wahai Pelindung kaum mukminin

Wahai tujuan harapan kaum arifin

Wahai Lindungan kaum yang memohon perlindungan 3X

Wahai Kekasih hamba-hamba(Mu) yang tulus

Wahai Tuhan seru sekalian alam

Akankah Engkau perlakukan demikian … ? Maha Suci Engkau Ya Illahi, dengan segala puji-Mu

Kala Kau dengar suara hamba muslim (di dalam neraka) yang terkurung karena keingkarannya

Yang merasakan siksa karena kedurhakaannya

Yang terperosok ke dalamnya karena dosa dan nistanya …?

Sedankan ia merintih kepada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu

Ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu

Ia bertawassul kepada-Mu dengan ketuhanan-Mu

Wahai Pelindungku, bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa …?

Padahal ia berharap pada kebaikan-Mu yang dahulu

Mana mungkin neraka menyakitinya …?

Padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu

Mana mungkin jilatannya menghanguskannya …?

Padahal Engkau dengar suaranya dan Engkau lihat posisinya

Mana mungkin kobarannya mengurungnya …?

Padahal Engkau mengetahui kelemahannya

Mana mungkin ia jatuh bangun di dalamnya …?

Padahal Engkau mengetahui ketulusannya

Mana mungkin Malaikat Zabaniyyah menghempaskannya …?

Padahal ia memanggil-Mu Ya Rabbi … Ya Allah …

Mana mungkin ia mengharapkan karunia kebebasan daripadanya

Lalu Engkau meninggalkannya di sana … ?

Tidak, tidak demikian itu sangkaku kepada-Mu

(juga) tidak pula menunjukkan kesohoran karunia-Mu

(juga) tidak seperti itu dengan kebaikan serta karunia-Mu Engkau akan perlakukan orang-orang yang bertauhid

dengan yakin aku berani berkata

kalau bukan karena keputusan-Mu untuk menyiksa orang yang mengingkari-Mu

dan ketetapan dari-Mu agar mengekalkan di sana orang-orang yang melawan-Mu

niscaya Kau jadikan neraka seluruhnya sejuk dan damai

tidak akan ada lagi di situ tempat tinggal dan menetap bagi siapa pun

tetapi Maha Kudus asma-Mu

Engkau telah bersumpah untuk memenuhi neraka dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia seluruhnya

Engkau akan mengekalkan di sana kaum durhaka

Engkau dengan segala kemuliaan puji-Mu, Engkau telah berkata

Setelah menyebut nikmat yang Engkau berikan

“Akan samakah orang mukmin seperti orang durjana/fasiq. Sungguh tidak sama mereka itu.”

Illahi, Tuhanku

Aku memohon kepada-Mu dengan kodrat yang telah Engkau tentukan

Dengan Qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan

Dan yang telah Engkau tentukan berlaku pada orang yang dikenai

Limpahkanlah (ampunan-Mu) padaku di malam ini, disaat ini

Pada semua nista yang pernah aku kerjakan

Pada semua dosa yang pernah aku lakukan

Pada semua kejelakan yang pernah aku rahasiakan

Pada semua kejahilan yang pernah aku kerjakan

Yang aku sembunyikan atau aku tampakkan

Yang aku tutupi atau aku tunjukkan

(ampuni) semua keburukan yang telah Engkau suruhkan malaikat yang mulia mencatatnya

mereka yang Engkau tugaskan untuk merekam segala yang ada padaku

mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi bersama seluruh anggota badanku

dan Engkau sendiri pengawas di belakang mereka

dan saksi bagi apa yang tak terpantau oleh mereka

dengan rahmat-Mu sembunyikanlah (keburukan-keburukan itu)

dengan karunia-Mu tutupilah itu

dan perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan

atau setiap karunia yang Kau limpahkan

atau setiap keberuntungan yang Kau sebarkan

atau setiap rezeki yang Kau curahkan

atau setiap dosa yang Kau ampunkan

atau setiap kesalahan yang Kau sembunyikan

Wahai Tuhanku, wahai yang menciptakanku, wahai yang memeliharaku

Ya Illahi, Tuhanku, Pelindungku, Pemilik Nyawaku

Wahai Zat Yang di Tangan-Nya ubun-ubunku

Wahai Yang mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku

Wahai Yang mengetahui kefakiran dan kepapaanku

Wahai Tuhanku, Wahai Yang menciptakanku, Wahai Yang memeliharaku

Aku memohon kepada-Mu demi kebenaran dan kesucian-Mu

Dan demi keagungan sifat dan asma-Mu

Jadikan waktu malam dan siangku dipenuhi dengan dzikir pada-Mu

Senantiasa mengabdi kepada-Mu

Diterima amal-amalku di sisi-Mui

Sehingga perbuatan dan ucapan-ucpanku seluruhnya menyatu

Dan kekekalan selalu keadaanku dalam berbakti kepada-Mu

Wahai Tuanku, Wahai Zat yang kepada-Nya aku percayakan diriku

Yang kepada-Nya aku adukan keadaanku

Wahai Tuhanku, Wahai Yang menciptakanku, Wahai Yang memeliharaku 3X

Kokohkan anggota badanku untuk berbakti kepada-Mu

Taguhkan tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku

Karuniakan kepadaku kesungguhan agar takut kepada-Mu

Senantiasa untuk berbakti kepada-Mu

Sehingga aku bergegas menuju-Mu bersama pendahulu

Dan berlari ke arah-Mu bersama orang-orang yang berpacu

Merindukan dekat kepada-Mu bersama yang merindukan-Mu

Jadikan daku dekat pada-Mu, dekatnya orang-orang yang ikhlas

Dan takut pada-Mu, takutnya orang-orang yang yakin

Dan berkumpul di hadirat-Mu bersama kaum mukminin

Ya Allah siapa saja bermaksud buruk kepadaku, tahanlah dia

Siapa saja yang memperdayaku, perdayakanlah dia 3X

Jadikan aku hamba-Mu yang paling baik nasibnya di sisi-Mu

Yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu

Yang paling istimewa tempatnya di dekat-Mu

Sungguh semua ini tidak akan tercapai kecuali dengan karunia-Mu

Limpahkan kepadaku kemurahan-Mu

Sayangi daku dengan kebaikan-Mu

Jaga diriku dengan rahmat-Mu

Gerakkan lidahku untuk selalu berdzikir pada-Mu

Penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu

Berikan kepadaku dari yang terbaik dari ijabah-Mu

Hapuskan bekas kejatuhanku

Ampunilah ketergelinciranku

Sungguh Engkau telah wajibkan hamba-hamba-Mu beribadah kepada-Mu

Dan Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu

Dan Engkau jaminkan kepada mereka ijabah-Mu

(karena itu) kepada-Mu ya Rabbi kini kuhadapkan wajahku

kepada-Mu ya Rabbi kupanjatkan tanganku

demi kebesaran-Mu perkenankanlah doaku sampaikan daku pada cita-citaku

jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu

lindungi aku dari kejahatan jin dan manusia musuh-musuhku

Wahai Yang Maha Cepat ridha-Nya

Ampunilah orang yang tidak memiliki apa pun kecuali hanya doa

Karena sesungguhnya Engkau akan melakukan apa-apa yang Kau kehendaki

Wahai Yang Asma-Nya adalah penawar dan dzikir (pada-Nya) adalah obat dan ketaatan kepada-Nya adalah kekayaan

Sayangilah orang yang modalnya hanya harapan dan senjatanya hanya tangisan

Wahai Penabur Karunia, Wahai Penolak Bencana

Wahai Nur yang menerangi mereka yang terhempas dalam kegelapan

Wahai Yang Maha Tahu tanpa diberitahu

Karuniailah Muhammad dan keluarga Muhammad

Lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu

Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada Rasul-Nya serta pada Imam yang mulia dari keluarganya dan sampaikan sebanyak-banyaknya salam kepada mereka.

Dengan Rahmat-Mu Wahai Yang Maha Pengasih



Template by:
Free Blog Templates