“DI MANA DIA DI MENGETUK HATIKU”
mengetuk pintu hati yang kasar ini..Yang kadang-kadang resah dalam kesunyian, yang kasar dengan bicara orang-orang, yang mula membenci hati-hati yang dengki..Meneropong jauh ke dalam hati, rupanya masih tertacap karat-karat jahiliyah dan sifat mazmumah yang melekat kuat sehingga seakan-akan susah diubati...Tangisanku berbaur kebencian kepada diri yang cukup lemah mentadbir hati..
“Orang yang sedar kelemahan diri itu lebih baik dari pada orang yang susah menerima kelemahan diri..” bujuk kata dari dia
Saat lemah dan kesunyian, hampir-hampir tersungkur, jiwa merasa tidak tenang akan keadaan diri yang mudah mengalirkan air mata. Namun tangisan itu tangisan rayuan mohon dikasihankan olehNya, mohon dikurniakan kekuatan dalam menghadapi ujian kehidupan..
“Pada suatu ketika dalam kemeriahan kita bekerja, kita perlu bersunyi-sunyi hati dengan ALLAH. Adukan segala-galanya kepada Dia. Yang kita perjuangkan adalah agamaNya. Dialah yang akan memberi segala kekuatan.” Bicara kata DIA makin menyentuh hati yang gersang ini.
Pesan DIA lagi..”Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim di lembah padang pasir yang kering kontang selama bertahun-tahun tanpa sebarang kemudahan. Apatah lagi bekalan lampu elektrik..Sesungguhnya hari ini Allah sedang menguji kita untuk menilai tahap keimanan kita kepadaNya...”
Sememangnya benar! Sejauh manakah aku sendiri mampu mengambil Hikma dari pada setiap perjalanan hidup para nabi ALLAH, mengaplikasikan dalam kehidupan sendiri, agar kebergantungan ini terus hanya kepada ALLAH..
Jadi, tabiatrlah hati menerima segala takdirnya..Kerana, susah senang, jauh dekat, dengki benci, segalanya ujian dari ALLAH..
“Jangan terus meratap, tetapi yakinlah walau betapa dahsyat sekalipun perang di dalam hatimu, rahmat ALLAH itu tetap luas!”
Pandanglah ke bawah
Untuk sedar nikmat yang melimpah
Pandanglah ke atas
Untuk insaf amalmu yang terbatas
Moga di situ nanti takut dan harapmu bersemi
Tekadang mahmudah tidak dapat dicapai dengan amalan
Tapi harus ditempa oleh kerikil ujian
Sering kali kealpaan dan mazmumah diri
Diperingatkan oleh kesempitan rezeki
Sejauh mana kita mengasihi manusia
Dibatasi oleh seutuh mana kasih kita pada yang esa
Hitung kesyukuranmu..
Bukan kesukaranmu..
Terkadang Tuhan menyempitkan
Agar engkau tidak Terhayut dalam kesenangan
Terkadang Dia melapangkan
Agar engkau tidak selalu dalam kesempitan
Kekadang Dia melepaskan kau daripada kedua-duanya
Agar engkau tidak bergantung kepada sesuatu selainNya!
Saat lemah dan kesunyian, hampir-hampir tersungkur, jiwa merasa tidak tenang akan keadaan diri yang mudah mengalirkan air mata. Namun tangisan itu tangisan rayuan mohon dikasihankan olehNya, mohon dikurniakan kekuatan dalam menghadapi ujian kehidupan..
“Pada suatu ketika dalam kemeriahan kita bekerja, kita perlu bersunyi-sunyi hati dengan ALLAH. Adukan segala-galanya kepada Dia. Yang kita perjuangkan adalah agamaNya. Dialah yang akan memberi segala kekuatan.” Bicara kata DIA makin menyentuh hati yang gersang ini.
Pesan DIA lagi..”Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim di lembah padang pasir yang kering kontang selama bertahun-tahun tanpa sebarang kemudahan. Apatah lagi bekalan lampu elektrik..Sesungguhnya hari ini Allah sedang menguji kita untuk menilai tahap keimanan kita kepadaNya...”
Sememangnya benar! Sejauh manakah aku sendiri mampu mengambil Hikma dari pada setiap perjalanan hidup para nabi ALLAH, mengaplikasikan dalam kehidupan sendiri, agar kebergantungan ini terus hanya kepada ALLAH..
Jadi, tabiatrlah hati menerima segala takdirnya..Kerana, susah senang, jauh dekat, dengki benci, segalanya ujian dari ALLAH..
“Jangan terus meratap, tetapi yakinlah walau betapa dahsyat sekalipun perang di dalam hatimu, rahmat ALLAH itu tetap luas!”
Pandanglah ke bawah
Untuk sedar nikmat yang melimpah
Pandanglah ke atas
Untuk insaf amalmu yang terbatas
Moga di situ nanti takut dan harapmu bersemi
Tekadang mahmudah tidak dapat dicapai dengan amalan
Tapi harus ditempa oleh kerikil ujian
Sering kali kealpaan dan mazmumah diri
Diperingatkan oleh kesempitan rezeki
Sejauh mana kita mengasihi manusia
Dibatasi oleh seutuh mana kasih kita pada yang esa
Hitung kesyukuranmu..
Bukan kesukaranmu..
Terkadang Tuhan menyempitkan
Agar engkau tidak Terhayut dalam kesenangan
Terkadang Dia melapangkan
Agar engkau tidak selalu dalam kesempitan
Kekadang Dia melepaskan kau daripada kedua-duanya
Agar engkau tidak bergantung kepada sesuatu selainNya!
0 komentar:
Posting Komentar