Kamis, 28 April 2011

Menatap Mawar Pada Laut, Engkaukah Itu?



Pagi dingin ini mawar terdiam hilang suara 
Mengapa pucat merah mawar? 
sebaris semut, kumbang dan kupu mengepak sayap tak percaya 
mawar rekah senyum pada nelangsa 
aku mencari lukisan dalam gairah air dari syurga 
tapi mengapa kau kenakan pakaian hitam-hitam itu 
sedangkan matahari telah menggantikan bulan? 
aku mencari air ,mawar tatap kedepan bentangkan jiwa 
Mahasuci pemberi air itu
Maha besar penciptanya pada setiap kehausanku

Pagi dingin ini mawar menitikkan getihnya dalam nestapa 
gugur daunnya helai demi helai bersama istighfar akan 
luka-luka ketika selaksa jarum menyobek kelopak merah darah 
layu batang mawar pada lelahnya duri yang menancap setajam kaca 
Basah zikirnya untuk terus menatap kemana pinta jiwa 
Mahakasih Dia yang tau aku dimana 
Mahacinta Dia yang menatapku dikejauhan dimana 

Dalam diamnya mawar mengumpulkan seluruh kelopak yang 
berceceran ditanah 
Angin, tolong terbangkan aku sehingga dapat 
berenang,mengapung dan bercengkarama dengan ikan-ikan 
yang bebas dimana-mana disebuah taman pinta para nelayan 
Hujan basahi aku sehingga alirmu bisa membawaku 
bermuara disebuah taman syurga para ikan-ikan 
Matahari bakar aku agar uapku jatuh kembali ketaman 
menyiarkan wewangian pada karang bertebaran 
Oh, ombak ayun aku aku dapat bersandar pada perahu 
yang ditambatkan di melautnya sejuta keinginan. 

Dalam merahnya airmata dipagi dingin ramadhan
mawar diam memohon pada tuhan akan lautan
mawar diam basahkan dirinya selalu tak lelah pada Engkau 
Ombak lautan tersenyumlah pada mawar 
angin lautan sehingga mawar terbawa dalam buaian

0 komentar:

Posting Komentar


Template by:
Free Blog Templates