Sabtu, 30 April 2011

Pemuda yang Sedang Menunggu Tuhannya




Seorang pemuda sedang duduk di sebuah ruangan. Dia sedang menunggu seseorang yang akan mengujinya dalam tes wawancara perekrutan karyawan baru. Kakinya digerak-gerakkan, sementara wajahnya berkerut-kerut, tandanya dia dalam kecemasan yang sangat. Sementara , di sampingnya, duduk pula seorang pemuda yang punya kepentingan yang sama.
Pemuda yang kedua mengulurkan tangannya mengajak berkenalan, “Hai, kenalkan saya Andi”. Pemuda yang pertama menjawab, Oh, iya. saya Rano”. Setelah berbasa-basi sekadarnya, pemuda yang bernama Rano itu berkata, “Maaf Andi, aku lihat dari tadi kamu tenag-tenag saja. Apakah kamu tidak cemas menunggu Pak Anton, orang yang akan menguji kita itu. Kata teman-temanku, dia sangat galak dan suka mengejek. Mereka bilang, lebih baik bertemu macan daripada bertemu dia”.
“Aku tahu”.
“Lalu, mengapa kamu tidak takut?”.
“Karena aku sedang menunggu Tuhanku yang Maha Pengasih”.
“Apa kau bilang, bukankah kau ke sini mau tes wawaancara, bukan mau sembahyang?”.
“Iya”.
“Artinya, kamu menunggu Pak Anton, kan?”.
“Tidak, aku sedang menunggu Tuhan”.
“Aku tidak mengerti”.
“”Baiklah. Memang, tampaknya aku sedang menunggu Pak Anton, tapi sebenarnya aku sedang menunggu Tuhan. Aku sedang menunggu Tuhan berkehendap apa terhadap diriku hari ini. Kalau Tuhanku berkehendak pak Anton tersenyum ramah, berkata lembut, dan menerimaku sebagai karyaawan baru, tentu aku akan sangat bersyukur. Kalau ternyata Dia menyuruh Pak Anton membentak aku, memaki, mengejekku, dan tidak menerima aku sebagai karyawan baru, ya aku harus menerima dengan ikhlas. Bukankah apa yang Dia kehendaki selalu baik bagi hamba-Nya?”
“Pantas, kau begitu tenang, Andi”.
:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D
Jadi, Tuhan senantiasa hadir. Kadang kala, Dia hadir di dalam keindahan gunung-gunung ; kadang kala, Dia hadir dalam ganasnya ombak lautan. Dia selalu hadir, tergantung kita menyadarinya atau tidak.
< Diambil dari buku “Kaya Tapi Miskin” karangan Mustamir diterbitkan oleh Diva Press cetakan tke II Januari 2009 >

0 komentar:

Posting Komentar


Template by:
Free Blog Templates